Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menggunakan hak pilihnya di Osaka, Jepang. Namun, saat hari pencoblosan, Minggu (14/4), Ahok terlibat adu mulut dengan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Osaka.
Insiden adu mulut itu bermula ketika Ahok memprotes panitia karena merasa gilirannya untuk mencoblos didahului oleh WNI yang belum terdaftar Daftar Pemilih Tambahan (DPTb). Video adu mulut itu kemudian beredar di media sosial.
Video tersebut telah dibenarkan oleh Tim BTP Natanael Ompusunggu kepada Casino poker, Senin (15/4).
"Kutip saja percakapan di dalamnya enggak apa-apa," kata Natanael.
Natanael juga mengirimkan sebuah video berisi wawancara singkat Ahok dengan seorang warga bernama Aoki Vera. Dalam video itu, Ahok menjelaskan tentang insiden adu mulut itu.
"Bagaimana koh nyoblos di sini," tanya Aoki.
"Nyoblos di Osaka hampir mau dikerjain oknum. Sudah dapat DPT yang pindah (DPTb) malah dibilang enggak boleh ngantri. Ngantri kalah sama orang, bisa hilang percuma (ngurus) dua bulan bisa hilang," katanya.
Ahok mengaku terpaksa memprotes panitia karena ingin menyelamatkan hak pilihnya.
"Padahal sejak keluar dari penjara gue sudah enggak mau marah. Tapi ketemu orang kayak gitu harus dimarahin baru dia takut, kalau enggak, banyak orang enggak bisa milih," katanya. "Bayangin gara-gara diserobot orang. Jadi rupanya saya di Osaka untuk menyelamatkan beberapa suara," katanya.
Dalam video adu mulut dengan PPLN, Ahok yang mengenakan kemeja putih tak terima karena antreannya diserobot oleh sejumlah orang yang menurut Ahok belum masuk ke dalam DPTb. Ahok khawatir dia dan sejumlah orang yang telah resmi masuk DPT dan DPTb tidak kebagian kertas suara.
"Saya minta dua bulan yang lalu untuk milih di Osaka. Nama saya ada resmi di situ. Kalau model antrean yang duluan itu bisa dapat, yang akhir enggak dapat," kata Ahok.
Seorang pria kemudian menimpali Ahok, "Kalau begitu milihnya di Indonesia jangan milih di sini."
Petugas kemudian menjelaskan bahwa, siapa yang datang duluan dia akan mendapatkan surat suara lebih dulu.
Namun, kata Ahok, seharusnya yang terdaftar duluan di DPT dan DPTb.
Kata Ahok, model antrean itu sangat berbahaya, sebab bisa saja orang yang tak terdaftar dan sudah memilih di Osaka bisa pulang ke Indonesia dan kembali mencoblos.
"Besok dia pulang ke Jakarta masih pakai DPT sedangkan saya dapat saya dipindahkan besok saya pulang ke JKT tidak bisa ngisi lagi. Tapi orang dengan paspor ini besok dia pulang," kata Ahok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar